----- ----- -----

Mengenal Perayaan Seminggu Setelah Imlek atau Cap Go Meh

Mengenal Cap Go Meh

Perayaan seminggu setelah Imlek juga sering dikenal dengan perayaan Cap Go Meh. Cap Go Meh berbeda dengan Imlek, Ini merupakan rangkaian tradisi yang sering dilakukan setelah perayaan Tahun Baru Imlek. Di mana masyarakat membawa sesajen berupa kue keranjang dan melakukan doa kue keranjang sebagai bentuk ucapan syukur dan permohonan untuk selalu diberikan keselamatan.

Dalam hal ini, makan kue keranjang juga termasuk tradisi yang harus dilakukan. Di mana orang-orang zaman dahulu percaya bahwa anak-anak yang tidak makan kue keranjang, matanya akan melotot. Hingga kini, kepercayaan ini masih berkembang dan diyakini oleh banyak masyarakat. Tak heran, jika masih banyak masyarakat yang membawa sesajen Cap Go Meh untuk menghormati kepercayaan para leluhur.

Selain dapat dimakan di perayaan Cap Go Meh, kue keranjang juga sering kali dibagikan secara gratis pada penduduk sekitar. Tentu ini menjadi kegiatan sosial yang dapat mengajarkan masyarakat untuk saling berbagi kepada sesama. Kegiatan ini bisa menjadi awal positif yang bisa dilakukan untuk menyambut datangnya tahun baru yang lebih baik.

Perayaan Cap Go Meh di Masa Lampau

Setelah mengenal perayaan seminggu setelah Imlek secara singkat, hal yang tak kalah menarik untuk diketahui adalah tradisi perayaan Cap Go Meh di masa lampau. Cap Go Meh merupakan rangkaian terakhir dari perayaan Imlek yang biasanya dilaksanakan 15 hari atau malam setelah Tahun Baru Imlek. Ini. Ini tak lain karena istilah Cap Go Meh berarti 15 malam, yaitu ‘cap’ artinya 10, ‘go’ artinya 5, dan ‘meh’ artinya malam.

Di Cina, Cap Go Meh juga dikenal dengan Festival Yuanxiao atau Festival Shangyuan. Perayaan ini diadakan untuk memberikan penghormatan pada Dewa Thai Yi, yaitu dewa tertinggi pada Dinasti Han Kuno (206 SM – 221 M). Di masa lampau, Cap Go Meh dilakukan secara tertutup di lingkungan pengadilan.

Perayaan ini biasanya diadakan di malam harus sehingga harus menyediakan banyak lampion untuk membantu penerangan saat tradisi dilakukan. Meskipun begitu, penggunaan lampu lampion ini juga memiliki filosofi tersendiri. Lampu dianggap melambangkan kesejahteraan bagi seluru anggota keluarga.

Tak heran, jika tradisi Cap Go Meh sering disebut juga dengan Festival Lampion. Ketika Dinasti Han berakhir, tradisi Cap Go Meh mulai dikenal oleh masyarakat luas dan hingga berkembang dan masih dirayakan hingga saat ini.

Tradisi Perayaan Cap Go Meh

Saat ini, tradisi perayaan seminggu setelah Imlek atau Cap Go Meh di masyarakat semakin meriah. Bukan hanya festival lampion indah yang dapat dinikmati, tetapi juga dimeriahkan oleh penampilan tari khas Barongsai. Tarian yang mengangkat simbol Singa ini dipercaya melambangkan kebahagiaan, kegembiraan, dan kesejahteraan.

Tarian Barongsai ini kerap ditampilkan sambil membunyikan petasan. Ini juga mempunyai filosofi unik tersendiri, yaitu petasan dipercaya mampu mengusir energi negatif yang efektif. Sehingga semua tempat yang dilewati oleh tarian Barongsai akan bebas dari energi negatif dan pengaruh buruk lainnya.

Selain tarian Barongsai, tradisi Cap Go Meh juga erat kaitannya dengan camilan onde-onde yang disantap saat kumpul keluarga. Biasanya camilan ini dikonsumsi oleh ibu-ibu dan anak-anak. Sehingga bukan hanya kue keranjang saja yang menjadi camilan khas, sajian kue onde-onde juga membuat hidangan perayaan Cap Go Meh semakin lengkap.

Di samping beberapa tradisi khas tersebut, di beberapa daerah di Indonesia juga memiliki kebiasaan yang tak kalah unik saat perayaan Cap Go Meh. Seperti di Pulau Kemaro, Palembang, perayaan Cap Go Meh bisa menjadi kesempatan bagi Anda yang mencari jodoh. Selain itu, di Singkawang Anda bisa merayakan Cap Go Meh dengan menyaksikan upacara mengusir roh jahat yang dikenal dengan parade Tatung.




Source:https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-perayaan-seminggu-setelah-imlek-atau-cap-go-meh-ini-tradisinya-kln.html